Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Opini Warga

Opini Warga : Desa Wisata Sugian Dalam Bayang-bayang Tambak Udang

 Fikri Mahfuz Ali Sambelia - SK , Bicara tentang Desa Sugian tidak akan pernah tuntas, baik dari sumberdaya alamnaya dimana sektor pertanian, perikanan hingga semua sudut desa dapat dijadikan sebagai sektor wisata yang akan mengangkat pertumbuhan ekonomi warga sekitarnya, namun waktu belakang ini banyak diekploitasi oleh orang yang berkepentingan yang hanya mementingkan diri sendiri dan kelompoknya. Lalu masyarakat mendapatkan apa? Bagaimana keberlangsunagan ekosistem dan lingkungan   yang dibangga banggakan dulu ? kebanggan seperti apa yang akan kita ceritakan nanti untuk generasi yang akan datang? Desa Sugian, Desa yang Berprestasi Banyak kegiatan yang diikuti oleh Desa Sugian dalam ajang lomba baik tingkat daerah hingga nasional dan tidak sedikit pula mendapatkan pengharagan dalam bidang pariwsata bahari, sehingga tentunya sebagai warga desa yang lahir dan besar di di desa ini kami merasa sangat bangga memiliki desa yang kaya akan potensi. Melalui tulisan ini saya menggambar

Diskriminasi Tak Bisa Melemahkan Hak Asasi: Sepenggal Kisah Hare Krishna di Bali

Mentari pagi menghampari wajah manis sosok perempuan berambut panjang itu. Dirinya tengah bernyanyi bersama burung-burung. Diiringi percikan air dari air yang mengalir untuk tanaman indah di halaman rumah. “ Nang ning nung, ” tutur perempuan yang akrab disapa Rima, bukan nama sebenarnya. Perempuan ini masih duduk di bangku kuliah, dengan baju kaos merah, kontras dikulitnya yang putih bersih, dipadukan dengan celana jeans biru membuat ia kian mempesona. •• Saat ditemui di kediamannya, senyumnya merekah dengan sambutan hangat dan peluk yang erat. Berdiri disamping pagar kayu berwarna coklat nan kokoh, aku menghampiri nya. Sembari menerawang, melihat jauh ke dalam rumah dengan cat tembok putih pucat. Rima mengajakku duduk. Di kursi usang, depan perapian yang tak tau kapan terakhir kali digunakan. Sebelumnya memang sudah aku beritahu tujuanku menemuinya, hingga kini ia mulai bercerita dengan begitu riangnya. "Hare Krishna itu menurutku adalah cinta kasih sesama makhluk hid

Besimbut Telir Nyet Goroang Bagik di Wilayah Suela

Suela.SK_Warga ulurkan selimut penanda suhu dingin mulai menyerang. Terlihat warga Dusun Dasan Bara Desa Ketangga Kecamatan Suela-Lotim tarik selimut saat keluar rumah di malam hari, bahkan sebagian juga membawa selimut keluar di siang hari. Oh ya.! Siapa yang tak merasakan suhu dingin ini. Pasti akan merasakan perubahan yang derastis. Hasil pantauan BMKG suhu dingin hingga 18 Drajat Celcius. Sejak bulan Juli ini kita merasakan dingin menggigil. Terbukti dengan cara berpakaian warga berubah seketika karena suhu amat dingin. Warga Desa Ketangga menyebutnya dengan Telir nyet Goroang Bagek. Filosofi Goroang Bagik artinya musim bagik (asam Jawa-red) mulai berbuah. Sementara untuk Goroang yang artinya keringkan.  Maka telir nyet Goroang Bagek artinya, suhu dingin ini untuk mempercepat pengeringan buah asam Jawa. Sebagian juga menyebutnya dengan nyet kembang kompak dan filosofi nya sama saja. Bahwa perubahan musim sejak bulan Juli ini mengalami suhu dingin yang tinggi. Perubahan musim ini te

Antara Ritel Modern dan UMKM

Lombok Timur, SK - Usaha Mikro Kecil Menengah disingkat UMKM adalah sebuah usaha atau bisnis yang dijalankan oleh Individu, rumah tangga atau badan usaha berukuran kecil. Pemerintah sendiri telah menetapkan kriteria UMKM itu dan tertuang dalam UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Di Indonesia sendiri boleh dikatakan, sektor UMKM penyumbang PDB terbesar dan paling banyak menyerap tenaga kerja, relatif tahan terhadap krisis keuangan serta memiliki peranan sangat penting dalam perekonomian negara.  Ketika krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 membuat perusahaan besar tumbang ketika itu karena tidak tahan menghadapi krisis. Kehadiran UMKM pada saat itu justru menjadi juru penyelamat negara dalam menghadapi situasi terburuk. Di Lombok Timur misalnya, keberadaan UMKM sebenarnya mampu menyerap tenaga kerja. Usaha produktif warga yang dijalankan cukup membantu bangkitkan ekonomi rumah tangga. Apalagi bahan baku yang mereka gunakan membuat jajanan atau usaha kreatif warga bersumber dari b

Sesuai Permendes UPK Eks PNPM Alihkan Menjadi BUMDes Bersama

Lotim.SK-Sesuai dengan peraturan menteri desa/ Permendes No 15 Tahun 2021 tentang Pembentukan unit usaha Dana Bergulir Masyarakat (DBM).  Unit Pelaksanaan Kegiatan (UPK/Badan Hukum Lainnya) Eks PNPM-MPd menjadi BUM DESA Bersama. Dalam point peraturan tersebut UPK Eks PNPM-MPd WAJIB dibentuk menjadi BUM DESA Bersama.  Selain itu, dalam peralihan UPK yang menjadi BUM DESA Bersama, diikuti dengan pengalihan Aset, Kelembagaan, Personil, dan pengalihan  kegiatan usaha.  Sementara untuk peralihan UPK Eks PNPM-MPd menjadi BUM DESA Bersama melalui mekanisme Musyawarah Antar Desa.  Adapun tahapan-tahapannya melalui kegiatan musyawarah desabyang di hadiri oleh Kepala Desa, BPD, tokoh masyarakat, kelompok SPP/UEM Eks PNPM-Mpd, wakil RTM, wakil masyarakat termasuk perempuan. Kegiatan musyawarah desa ini bertujuan untuk melahirkan Perdes Persetujuan Pendirian BUM DESA Bersama, Surat Kerjasama Antar Desa, Surat Mandat Delegasi Musyawarah Antar Desa. Untuk dimaklumi, kelurahan tidak termasuk bagian d

"Di Antara Dua Perang" II

NTB, SK_Negeri ini adalah negeri yang besar, negeri yang hebat. Cuma, sayangnya, tidak semua orang mampu bersyukur. Kebanyakan dari kita lebih senang terlena dicekoki keindahan dunia fana. Sedih karena putus cinta, tapi lupa kalau saudara-saudara kita ada yang lebih bersedih karena putus sekolah.  Menangis karena hati terluka oleh sang kekasih, tapi lupa kalau saudara-saudara kita lebih terluka karena haknya diinjak-injak. Galau karena cinta ditolak, tapi lupa kalau saudara-saudara kita ada yang berusaha tidak galau meski kehilangan tempat tinggal pasca bencana. "Tidak ada masa damai, yang ada hanyalah masa istirahat di antara kedua perang".  Jika benar begitu, apa kita siap membela negara jika esok hari kita kembali dijajah? Apa kita tahu apa yang mesti dilakukan saat ada segerombolan orang-orang ingin menjatuhkan paham yang kini kita anut? Apakah kita sudah punya ide dan strategi agar negeri ini selamat?  Ataukah kita akan terlalu sibuk membetulkan poni; sibuk mengunggah fo

"Di Antara Dua Perang" I

NTB, SK_Seorang kawan pernah berkata, "Tidak ada masa damai, yang ada hanyalah masa istirahat di antara kedua perang".  Benarkah begitu? Aku jadi teringat kepada para pendahulu kita yang memerangi penjajahan agar semua anak bangsa bisa berpendidikan—bukan hanya anak-anak dari para pejabat; hasil peranakan penjajah dengan para nyai; atau keturunan priyayi saja.  Ya, anganku jauh melayang pada masa-masa awal abad dua puluh, pada masa sepeda baru saja masuk dan dinamakan "kereta angin", dan listrik masih jadi hal yang tidak semua orang bisa lihat.  Orang-orang pribumi di zaman dahulu begitu terkungkung keterbatasan informasi tapi mampu berfikiran luas, memimpikan hal besar, berharap ada masa di mana negeri ini bisa menyejajarkan dirinya di kancah dunia. Paham-paham baru pun melebur di negeri tercinta ini untuk meludahi paham lama penjajah. Mereka, para pendahulu kita—mungkin kakek dan nenekmu—adalah orang-orang hebat yang memberikan pundaknya agar kita bisa meraih lebi