Lombok Timur. SK- Tuntutlah ilmu pengetahuan
mulai dari buaian sampai ke liang lahat. Mungkin prinsip itu yang dipegang oleh
Dahri salah seorang CO (Commonity
Orgnaizer-red), Desa Timba Nuh Kecamatan
Pringgasela Kabupaten Lombok Timur.
Sejak tamat dibangku SMA dirinya nekat memutuskan menjadi Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) dengan jalur passport pelancong demi pembiayaan di perguruan
tinggi.
Usai menamatkan bangku Sekolah Menengah Atas (SMA N 1
Priggasela), Dahri rela pergi bekerja
sebagai TKI di Malaysia tepatnya di Kawasan Serawak. Di sana, dia bekerja
sebagai buruh sawit. Dan tentu ia menyandang status TKI Ilegal.
"Saya awalnya tak berniat menjadi TKI, namun
karena ingin melanjutkan sekolah akhirnya saya memutuskan untuk menjadi TKI”
Kata Dahri jumat 11/11/2016 di kediamanya.
Selama
bekerja disana, kehidupan serupa dengan TKI illegal pada umumnya. Ia harus tetap berjuang dan bekerja meski terpaksa bermalam ditengah hutan dibawah rumah daun. Dan ironisnya, ia
bersama teman lainya
seringkali harus bepindah-pindah menghidari kejaran aparat kepolian
Malaysia.
“Tanpa kusadari air
mata bercucuran dengan nasip dan resiko yang ku emban saat percikan hujan
menerobos celah atap daun dan mengenai tubuhku” tuturnya saat awak media
meminta keterangan Dahri.
Dua tahun berlalu, Dahri akhirnya memutuskan pulang ke
desanya, dan mendaftarkan diri ke perguruna tinggi yaitu Universitas Hamzanwadi
Selong Lombok Timur dengan mengambil jurusan pendidikan PGSD. Dan hingga saat
ini dirinya aktif pada pengurusan organisasi mahsiswa dan kegiatan pariwisata.
Semangat dan minat belajarnya tak diragukan,
ia juga banyak belajar melalui kegiatan
non formal pada program ADBMI & Friend. Ia juga banyak mendapatkan
pengetahuan melalui pelatihan anlaisa social yang digelar bulan lalu.
“Saya berterimaksih kepada ADBMI & Frind
yang telah membina dan membimbing kami untuk mengetahui dan memahami kondisi
masyarakat” jelasnya. (Sahrudin)
0 Komentar