Lombok Timur SK_Guru sejatinya sahabat terbaik bagi anak didiknya. Selain mentransfer ilmu pengetahuan, seorang guru lebih mengedepankan diri pada konsep digugu dan ditiru.
Digugu artinya harus jadi panutan, ditiru artinya selain jadi panutan, guru harus bisa ditiru tingkah laku baiknya.
Oleh karenanya guru harus meminimalisir hal negatif pada dirinya. Sebisa mungkin guru berprilaku baik pada sosial dan dalam serta luar lingkunganya.
Untuk memperbaiki mutu dan kepribadian, guru dibimbing oleh pimpinan sekolah (Kepala Sekolah), Pengawas, Komite sekolah dan menerima masukan dari teman kerja serta lingkungan di sekitar sekolah. Bahkan guru bisa meminta kritik dan saran dari anak didiknya.
Perilaku ini justeru berbanding terbalik dari perilaku oknum kepala sekolah di Kabupaten Lombok Timur.
Pada sorotan Speaker kampung saat ini Rabu, 22/5/2019, diduga seorang oknum kepala sekolah sebut saja SMAN 1 Sembalun kini jadi perbincangan sexsy semua kalangan.
Pasalnya, seorang murid dengan inisial AI tidak diluluskan dengan alasan kritik kebijakan sekolah. Kasus ini tentu mencoreng sistem pendidikan di Kabupaten Lombok Timur.
Dalam kasus ini, sekolah tentu tidak mencerminkan diri sebagai surga bagi anak didiknya. Selain itu prinsip dan hak-hak dasar anak terabaikan.
Berbagai upaya dilakukan baik pihak keluarga korban atau pendamping korban. Upaya tersebut hanya mentok pada kebijakan kepala sekolah. Keluarga korban juga mendatangi kepala sekolah, pihak Kepala Dikbud, namun lagi-lagi kandas pada kebijakan secara sepihak.
0 Komentar