Sambelia,SK- Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi belakangan ini bukan hanya disebabkan oleh ulah manusia (human error) tapi kebakaran itu bisa terjadi karena faktor cuaca atau alam. Karhutla yang terjadi di Sambelia ini diketahui pada pukul 12 siang, Selasa, (6/8/2019) di lahan hutan produksi, Desa Bagik Manis berbatasan dengan Desa Sugian, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur.
Menurut keterangan ketua tim pengawas kehutanan resort Sambelia, Lalu Sapriadi, saat ditemui jurnalis Speakerkampung.net di TKP sekira pukul 23.00 malam mengatakan, berdasarkan laporan yang masuk sekira pukul Duabelas siang, titik api sudah membakar 17 hektar lahan hutan produksi yang belum digarap masyarakat. Hutan produksi tersebut kata Sapriadi, berbatasan langsung dengan Hutan Tanaman Industri (HTI) milik PT. Sadana Arif Nusa.
Tim siaga bencana gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat Polres Lombok Timur dan Polsek Sambelia, kehutanan beranggotakan delapan orang, dibantu 28 orang karyawan perusahaan langsung turun ke lokasi dengan membawa mobil tangki air untuk meminimalisir kebakaran lebih luas lagi.
Namun karena medan yang begitu berat dan akses jalan menuju titik api tidak bisa dilalui kendaraan sehingga, tim hanya bisa melakukan sekat secara manual agar kebakaran tidak merambat ke hutan lainnya.
"Kami langsung mengirim dua tangki air serta 28 karyawan perusahaan untuk membantu, tapi karena akses jalan tidak ada sehingga terpaksa kami lakukan sekat (pemisah) antara lahan yang sudah terbakar dengan yang belum terbakar," kata Idham, salah seorang pimpinan perusahaan.
Sebagai pimpinan perusahaan,Idham berharap kepada pihak kehutanan sebagai mitranya, agar patroli perlu ditingkatkan di musim kemarau ini untuk menghindari kejadian serupa tidak terulang kembali.
Mendengar laporan kebakaran hutan, Camat Sambelia, Zaitul Akmal bersama Kapolsek Iptu. Zainuddin Basri beserta anggota dan lima orang anggota dari Polres Lombok Timur, sekira pukul 18.00 WITA, langsung terjun ke lokasi untuk memantau sekaligus membantu memadamkan api dengan alat seadanya dan setelah titik api dinyatakan sudah tidak ada lagi baru sekitar pukul 00.33 dini hari mereka pulang.
Meskipun begitu, Kapolsek Sambelia melalui telepon selulernya, terus mengingatkan dan meminta kepada ketua tim pengawas kehutanan untuk terus lakukan monitoring tentang Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan (ATHG) yang bakal terjadi.
Camat Sambelia mengatakan, dengan adanya kejadian yang terus berulang setiap tahun, Ia berharap agar pemerintah baik itu dari pemerintah kecamatan, kabupaten dan provinsi harus membentuk tim siaga bencana kebakaran hutan.
"Saya kira ini perlu segera dibentuk tim penanggulangan bencana kebakaran hutan," katanya.
Laporan terakhir tadi (malam-red) dari Sapriadi, sampai api berhasil dipadamkan pada pukul 23.41 malam, luas areal karhutla mencapai 46 Ha. Bertambahnya karhutla ini karena disebabkan oleh cuaca buruk, kencangnya tiupan angin serta arah angin yang tidak menentu. (Ggar)
0 Komentar