Lombok Timur,SK - Permasalahan air bersih yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) seakan tidak pernah berakhir. Setiap tahun persoalan ini selalu muncul meskipun, Suela termasuk daerah penyuplai air bersih terbesar di Lombok Timur.
Tapi kenapa warga Desa Ketangga, Kecamatan Suela, Lombok Timur, hingga saat ini masih banyak tidak bisa menikmati stok air bersih. Apakah air bersih itu hanya boleh dinikmati oleh sekelompok orang atau perusahaan sehingga rakyat yang seharusnya memiliki hak atas air diabaikan atau mungkin ada permainan dibalik itu?
Atas dasar itulah sehingga, pada Senin (8/2) warga Desa Ketangga melalui perwakilan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) melakukan rekonsiliasi, konsolidasi ke SPKT Suela, menyampaikan beberapa keluhan, tuntutan kepada PDAM selaku perusahaan daerah yang menangani masalah air bersih di Lombok Timur.
Tuntutan yang diajukan diantaranya adalah, warga meminta agar retribusi pembayaran air langsung ke kantor Unit PDAM Suela tanpa ada perantara. Kemudian, pegawai PDAM yang berasal dari Desa Ketangga agar dipindahkan (mutasi). Peremajaan pipa air bersih disegerakan. Dalam melakukan pencatatan whatermeter, petugas diminta untuk turun langsung, jangan mencatat dari jarak jauh.
Selain tuntutan di atas, agar pemenuhan hak dasar warga atas air, pihak PDAM juga dituntut untuk membangun reservoar penampungan air sehingga warga merata tercukupi kebutuhannya dan beberapa tuntutan lainnya yang bersifat urgent.
Melihat kondisi pelayanan PDAM selama ini kurang maksimal, Ketua BPD Ketangga, Muhammad Jaelani juga turun bersama warga lainnya melakukan protes menuntut agar kinerja petugas PDAM perlu dievaluasi.
"Saya kasihan melihat warga yang selalu mengeluhkan pelayanan PDAM selama ini," katanya.
Melihat komplikasi permasalahan yang terjadi, perwakilan PDAM, Lalu Dian, berjanji akan menyampaikan permasalahan ini ke pimpinannya. Sembari berharap kepada semua elemen masyarakat termasuk pemerintah desa agar sama-sama menjaga kelestarian sumber mata air Lemor ini.
"Nanti akan saya sampaikan tuntutan warga ini, sambil kami lakukan pembenahan dan kami juga berharap agar kita tetap bersinergi menjaga sumber mata air ini," kata Dian.
Menanggapi gerakan rekonsiliasi yang dilakukan kedua belah pihak, Kapolsek Suela, IPDA. Rahmadi, SH meminta kepada warga untuk bersabar. Menyelesaikan permasalahan yang terjadi kata Kapolsek, tidak harus dengan kekerasan. Dan pihak PDAM juga diminta untuk segera mengambil sikap agar permasalahan ini tidak terus berlarut.
"Ya Kami berharap agar PDAM menerima dan menjalani tuntutan warga ini. Dan kepada warga kami minta untuk bersabar, tidak memakai kekerasan dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang ada," tutup Kapolsek.
(RZ)
0 Komentar