Lombok Timur, SK - Zero waste merupakan program unggulan pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk mengurangi dampak lingkungan akibat sampah. Program ini yang digagas oleh wakil Gubernur NTB, Hj. Siti Rohmi Djalilah ini dianggap gagal oleh beberapa aktivis lingkungan.
Program yang dianggap gagal ini santer disorot oleh aktivis peduli lingkungan atau sekelompok pemuda yang tergabung dalam karang taruna "Kuncup Mekar" Desa Belanting, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur.
Sebenarnya menurut mereka, program yang dinamakan Zero waste ini diharapkan jangan sekedar wacana apalagi sampai gagal. Karena ini dirasa penting terus digerakkan melihat di beberapa wilayah banyak terlihat sampah dibuang tidak pada tempatnya.
Keberadaan sampah yang tidak bertuan ini jelas bisa mengakibatkan tempat bersarangnya nyamuk aedes sehingga menimbulkan penyakit malaria. Apalagi apabila terjadi banjir, sampah bisa menyumbat saluran (drainase) sehingga debit air yang besar dikala hujan bisa naik ke pemukiman warga.
Nah, untuk mengimplementasikan program Zero waste tersebut, ketua karang taruna Desa Belanting, Jaya Ikhlas (9/6) kemarin, mengajak pemuda desanya untuk melakukan gerakan bersih-bersih sampah di beberapa tempat di desanya.
Sampah itu kemudian dikumpulkan di satu tempat tanah milik desa (eks Puskesmas Belanting) yang sudah tidak terpakai.
"Sampah itu kami kumpulkan di tanah kosong milik desa bekas Puskesmas Belanting jauh dari pemukiman warga kemudian kami bakar," jelas Jaya Ikhlas dihubungi Speaker kampung lewat ponselnya, Kamis, (10/6)
Lebih jauh, jaya menjelaskan, ia bersama pemuda desanya yang tergabung dalam Karta Kuncup Mekar, membagikan karung plastik kepada warga sebagai tempat menaruh sampah agar nantinya sedikit bisa mempermudah mereka mengangkutnya untuk dibuang pada lokasi yang sudah disiapkan.
"Karung plastik yang kami bagikan kepada warga itu dari swadaya pemuda," terangnya.
Pemerintah desa juga katanya turut mensuport gerakan yang dilakukan oleh Karta Belanting sebagai gerakan edukasi pemuda kepada warga masyarakat Desa Belanting khususnya dan Sambelia pada umumnya.
Jaya berharap kepada pemerintah provinsi agar memberikan bantuan alat pengolah sampah agar tercipta lingkungan bersih dan higienis dari penyakit menular sehingga program Zero waste bisa terwujud.
Dia menghimbau kepada pemuda desanya untuk mensukseskan kegiatan karang taruna sebagai agen perubahan ke arah yang lebih baik.
"Kami pemuda desa siap berada di depan sebagai agen perubahan membebaskan masyarakat dari sampah dan pemerintah harus mendukung gerakan kami ini," tutupnya.
Editor: Anggar
Penulis: Rozi A
0 Komentar