Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Kisah Pilu Keluarga Rentan Penyandang Disabilitas Sambelia



Lombok Timur, SK - Miris memang, tapi begitulah kenyataan yang terjadi. Keluarga  tidak mampu penyandang disabilitas Dusun Mekar Mulia, Desa Sambelia, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, butuh perhatian.


Keluarga Rentan penyandang disabilitas tersebut bernama Dimas (12) dan Vika (5) Sekitar tiga bulan lalu, Inaq Sumeran, nenek yang mengasuhnya sejak kecil meninggal dunia, mereka tentu sangat terpukul.


Inaq Sumeran (alm) adalah sosok wanita tangguh, penyayang dengan segala dedikasi, keterbatasannya, mampu merawat tiga orang cucunya sekaligus. Dua orang cucunya mengalami kelainan fisik alias disabilitas sejak lahir namun mampu merawat cucunya hingga akhir hayatnya.


Semenjak kepergian (Alm, Inaq Sumeran-red) hak asuh kemudian diambil alih oleh Bu De (Inaq Kake) dari Dimas dan Vika, Yuyun Marlina (39) panggilan Inaq Yola, anak kedua dari (alm) Inaq Sumeran. 


Janda anak satu ini, pernah menjadi PMI ke Malaysia beberapa tahun lalu sebelum Ibunya meninggal. Diceritakannya, ketika di luar negeri, dia termasuk orang yang berperan aktif bantu nafkahi ibu dan tiga ponakannya. Sementara, Yola, anak kandung Yuyun sudah berumah tangga dan tinggal bersama suaminya di Desa Bagik Manis. 


Menggantikan Ibunya, Yuyun sekarang harus merawat Dimas, Vika dan Jeni. Jeni bersekolah di SMP kelas IX. Sejak kecil Jeni dirawat oleh (Alm) Inaq Sumeran. Jeni adalah cucu pertama Inaq Sumeran, putra dari anaknya yang pertama bernama Sumeran. 


Sedangkan Masni, anak ketiga (alm) Inaq Sumeran. Ia adalah Ibu Kandung dari Dimas dan Vika. Masni berpisah dengan suaminya ketika anaknya masih dalam kandungan. Selama berpisah, kedua anak ini tidak pernah mendapat perhatian dari Ayahnya. Sehingga itulah yang mendorong Masni jadi PMI ke luar negeri delapan bulan lalu agar anaknya bisa menikmati hidup bahagia sebagaimana anak lainnya.



Ditemui awak media, Sabtu (25/12) Yuyun menceritakan, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari bersama tiga orang keponakannya, ia hanya mengharapkan kiriman dari Masni yang bekerja di luar negeri. "Masni adalah tulang punggung bagi keluarga kami," terang Yuyun. 


Menjadi pembantu rumah tangga atau PMI di luar negeri, tidaklah seindah yang dibayangkan. Masni mengirim uang tidak menentu, dua bulan sekali bahkan tiga bulan sekali jumlahnya pun tidak menentu. Kadang cukup makan untuk tiga bulan kadang juga tidak mencukupi.


Diceritakan Yuyun, apabila adiknya, Masni telat ngirim, seringkali ia mencari pinjaman di tetangga untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama tiga orang ponakannya. "Jika adik saya telat kirim uang, saya pinjam dulu ke tetangga, nanti kalau sudah ada kiriman baru kemudian saya ganti, begitu seterusnya," cerita Yuyun.


Yuyun sebenarnya ingin sekali bekerja bantu ringankan beban adiknya. Tapi dirinya tidak tega meninggalkan Dimas dan Vika seharian dalam kondisi fisik (disabilitas) seperti itu. 


"Kalau kondisi fisik ponakan saya tidak seperti ini, saya bisa ninggalin dia kerja tapi ini kan side bisa lihat sendiri kondisi fisiknya. Saya tidak tega ninggalinnya," cetus Yuyun sambil mengelus kepala Dimas dan Vika.


Kesehariannya, keluarga rentan ini tinggal di rumah panggung kayu berdinding bedek, satu kamar, ukuran 4x3 Meter peninggalan orang tuanya ditempati empat jiwa. Mereka tidak memiliki kamar mandi apalagi WC. Ponakannya (Jeni) yang paling besar kata Yuyun, kadang numpang tidur di rumah teman atau tetangganya. 


"Jika Dimas mau buang air besar, saya harus gali tanah dulu baru kemudian saya timbun kembali. Yang paling menyedihkan saya ketika musim hujan, air meluap naik menggenangi dapur sebab dapur hanya beralaskan tanah tanpa pondasi," cerita Yuyun penuh haru. 


Dikisahkan Yuyun, sebelum meninggal, Inaq Sumeran (alm) katanya pernah berdoa, berharap ada orang lain mau peduli bangunkan rumah buat cucunya meskipun sederhana asalkan memiliki kamar mandi dan WC. 


"Sebelum meninggal, Ibu saya pernah bilang, mudah-mudahan nanti peninggalan saya ada orang yang peduli bangunkan rumah buat Dimas dan Vika dilengkapi kamar mandi dan WC karena anak ini sangat saya sayangi," ungkap Yuyun mengenang kembali ucapan Ibunya. (Ggar)

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement