Lotim. SK_ Sertifikasi merupakan hal yang selalu diinginkan oleh semua guru baik itu di sekolah swasta maupun negeri. Hal ini bisa kita lihat diseluruh Indonesia bukan saja di perkotaan namun dipedesaan pun sertifikasi menjadi incaran bagi si pemburu sertifikat ini.
Mereka terkadang tidak sungkan-sungkan menipulasi suarat keputusan/SK atau membeli ijazah untuk dijadikan lampiran dalam pengajuan sertifikasi. Sungguh ironis dan miris sekali, bukankah semua itu dapat mencoreng nama baik dunia pendidikan ?!!.
Lalu kemana Omar Bakri yang dulu setia, ikhlas tanpa pamrih? pertanyaan ini tercatat dalam benakku. Dan yang paling menyedihkan sekali adalah ketiaka si pemburu sertikat ini telah lulus sertikasi bukannya semakin professional justeru mereka dengan asyiknya korup dengan waktu, tidak disiplin, datang terlambat, malas di ruang kelas, tidak mengikuti aturan sekolah, sering bolos dan kerap kali membuat alasan konyol.
Mestinya kalau sudah sertifikasi mereka seharusnya menjalankan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab, justru malah sebaliknya. Mereka yang biasanya rajin, pendidik, ikhlas, penyayang, kreatif dan progresip dalam lingkungan sekolahnya kini berubah seketika. Profesionalisme pupus begitu saja bak ditelan bumi.
Dari kondidi ini, jangan heran anak didik sekarang yang paginya pergi sekolah tapi nyatanya pergi ke pantai berparty ria dengan teman kencannya. Jangan heran melihat anak sekolah sekarang tidak ada malu terhadap gurunya. Dan jangan heran melihat mereka terjerumus kedalam gelapnya dunia. Semua ini bisa terjawab jikalau guru itu betul-betul menjalankan tugas dengan ikhlas, santun dan mendidik mereka penuh kasih sayang bukan dengan selembar kertas yang bertuliskan sertifikat. (Muhammad Rusli)
1 Komentar