Lombok Tengah, SK- Pemilihan kepala daerah (pilkada) sudah diambang pintu. Masing-masing partai atau koalisi partai sudah mengusung jagoannya masing-masing.
Di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat misalnya, ada lima paslon yang akan merebutkan kursi Bupati dan wakil Bupati. Geliat paslon dan timsesnya, sudah mulai turun gunung menyapa warga dengan penuh mesra. Tujuannya pada tempat lain agar warga menaruh simpati kemudian pada hari pemilihan warga akan mencoblos gambarnya.
Mereka roadshow kemana-mana, agar rakyat terlihat merakyat. Mereka bersama dengan mendatangi setiap pelosok desa terpencil mengkampanyekan diri.
Seperti biasa, untuk menarik perhatian warga, paslon dipastikan akan menabur janji. Namun kita tidak tahu apakah buah dari itu bisa dipetik oleh masyarakat yang memilihnya atau malah akan lenyap disapu gelombang Tzunami?
Sebab jika tidak melakukan strategi seperti itu, mungkin rakyat tidak akan mau menjatuhkan pilihannya. Meskipun pada kenyataannya jika mereka terpilih, mereka menghianatinya sendiri. Sebab, janji itu tidak bisa dilakukan secara hukum karena tidak ada hukum yang mengatur.
Itulah strategi calon pemimpin jika sudah ada maunya. Tapi rencana mereka sudah duduk manis di kursi pemimpin, apakah mereka mau melakukan hal yang sama mendatangi warga ke pondok usangnya seperti yang dilakukan ketika kampanye?
Pantauan jurnalis Pembicara Kampung (10/10) di Desa Batujai, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah misalnya, antusiasme warga desa setempat menyambut pilkada belum terlihat. Warga masih dibuat bingung oleh waktu masing-masing paslon.
"Bingung, karena begitu banyaknya waktu yang masuk dalam satu wilayah sehingga masyarakat bingung mengarahkan pilihannya nanti ke paslon mana," kata warga yang tidak mau dipublikasikan namanya.
Sebab janji kampanye yang disosialisasikan oleh tim yang semuanya baik, mengakomodir kepentingan rakyat. Meskipun ada kalanya waktu, ketika kampanye misi yang disosialisasikan kadang tidak sesuai dengan yang tertulis. Ibarat pedagang, jika berjualan pasti mengharapkan untung.
Makanya, jika memilih timses harus mereka yang memiliki loyalitas tinggi pada calon pemimpinnya. Bijak, hebat serta dia harus lebih pintar dari paslon yang diusung. Jika tidak, maka siap-siaplah akan dipecundangkan oleh lawan politiknya.
Penulis: Yumi
Editor : Fikri
0 Komentar