Lombok Timur, SK - Pemilihan Kepala desa sudah diambang pintu. Ada 29 desa di Lombok Timur yang akan mengikuti Pilkades serentak tahun ini. Dimana Pilkades ini mulanya digelar pada tahun 2020, namun berhubung adanya Pandemi Covid-19, sehingga pelaksanaan pilkades tahun ini ditetapkan pemerintah pada, 28 Juli 2021 mendatang.
Dari 29 desa yang akan mengikuti Pilkades tahun ini, salah satunya adalah Desa Obel-Obel, Kecamatan Sambelia. Warga Desa Obel-Obel mengusung dua calon kades unggulannya yakni Harun dan Irati.
Harun merupakan calon petahana dari Dusun Obel-Obel. Pernah menjabat kades satu periode. Sedangkan penantangnya Irati, merupakan calon yang berasal dari Dusun Medas, pernah menjabat Kades dua periode.
Kedua calon kades yang diusung warga itu memiliki pengalaman yang tidak bisa diragukan lagi. Sebab mereka sama-sama pernah menjabat kepala desa.
Untuk meyakinkan hati pemilihnya, pada 15 Juli 2021, Panitia Pilkades Desa Obel-Obel, menggelar acara penyampaian visi dan misi. Acara penyampaian visi misi ini disaksikan oleh tim pengawas Pilkades kecamatan, Kapolsek, Babinsa, Bhabinkamtibmas serta para simpatisan dari kedua calon.
Pantauan awak media Speaker Kampung, calon kepala desa, Harun misalnya, dalam visi misinya katanya akan mewujudkan desa Mandiri sebagai kawasan agrowisata dan ekonomi kreatif menuju desa yang kuat, sehat, cerdas, aman, sejahtera, berdasarkan nilai agama dan budaya lokal, sehingga tercipta pemerintahan yang bersih memiliki loyalitas dan integritas bekerja sesuai tupoksinya masing-masing.
Sedangkan Irati, di depan tamu undangan dan simpatisanya menyampaikan, jika dirinya dipercaya masyarakat memimpin desanya untuk ketiga kalinya, hal yang paling utama dilakukan adalah, akan menertibkan birokrasi dengan mengedepankan transparansi, partisipasi publik dan akuntabilitas dalam mengelola anggaran, disesuaikan dengan program desa.
Pemberdayaan pemuda melalui karang taruna dan penataan BUMDes dalam usaha membantu menunjang pertumbuhan ekonomi desa juga masuk dalam skala prioritas calon kades asal Dusun Medas ini.
Usai menyampaikan visi misi dari kedua calon, panelis menyampaikan beberapa pertanyaan seputar misi misi yang dipaparkan kedua calon kades Obel-Obel tersebut.
Panelis, Mardi, MAP misalnya, menanyakan sejauh mana kepedulian calon kepala desa memberdayakan warga rentan atau warga termarjinalkan. Warga termarjinalkan ini terkadang jarang dilibatkan ketika mengambil keputusan dalam Musyawarah Desa (MUSDes)
Padahal, mereka (kaum marjinal) memiliki hak yang sama harus diikutkan dalam mengambil keputusan dalam MUSDes. Sehingga hak untuk menyampaikan pandangan bisa diakomodir pemerintah karena mereka juga bagian dari warga masyarakat.
Jangan hanya pada saat Pilkades saja mereka diperhatikan, dicari, dikunjungi, ditawarkan berbagai macam bantuan, namun setelah itu mereka seolah-olah dianggap tidak ada.
Fenomena seperti ini kadang banyak ditemukan di beberapa tempat. Padahal sebagai kaum disabilitas mereka punya hak yang sama ingin diperhatikan karena itu bagian dari tanggung jawab pemerintah.
Di sektor pendidikan, isu anak putus sekolah dan Guru Tidak Tetap (GTT) menjadi fokus perhatian panelis perwakilan dari dinas pendidikan.
Menurut pengamatannya, banyaknya anak putus sekolah salah satu penyebabnya adalah akses jalan yang mereka lewati rusak dan berbatu. Komitmen dari calon kepala desa penting dipertanyakan karena ini menyangkut hak dasar warga yang wajib hukumnya dipenuhi oleh pemerintah.
Dalam Pilkades serentak tahun ini, kita berharap agar lahir pemimpin yang benar-benar mengabdi, bekerja ikhlas untuk kepentingan masyarakat sesuai janjinya saat kampanye. Sebab pemimpin itu sejatinya adalah pelayan masyarakat bukan Raja di tengah masyarakat. (Ggar)
0 Komentar