Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Budaya

Sekilas Sejarah Keberadaan Desa Ketangga

Ketangga. SK _ Beberapa abad yang lampau pada waktu belum adanya pemukiman penduduk datanglah seorang bernama ALAM DANA yang berasal dari BAGDAD. Beliaulah beserta murid –muridnya membuat dan memberi nama Ketangga, sekitar tahun 1004 H bertepatan dengan 1484 M (selanjutnya sekarang menjadi Desa Ketangga). Nama Ketangga berasal dari beberapa istilah dan nama benda yang memiliki keterikatan. Beberapa alasan yang dapat dibuktikan dengan

Makam Selaparang Dikeramatkan Peziarah

Suela. SK _Makam Raja Selaparang adalah salah satu cagar budaya yang dilindungi oleh Negara. Makam Raja Selaparang sendiri terletak di kaki Gunung Rinjani, tepatnya di Desa Selaparang, Kecamatan Suela, Kabupaten Lombok Timur. Makam Raja Selaparang sendiri banyak dikunjungi peziarah, baik lokal maupun nasional. Selain itu beberapa makam yang dikeramatkan dan sering dikunjungi masyarakat. Seperti adanya  makam Tanjung yang lokasinya sekitar 250 meter dari komplek pemakaman Raja Selaparang, makam Tuan Lebe Desa Ketangga, makam Raja Putra

Sekelumit Keberadaan Jaran Encok

Lotim. SK _Seni kuda kayu atau jaran encok di Pulau Lombok hampir saja punah. Meski demikian hasil karya tangan ini kita bisa temukan di Desa Ketangga Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur. Seni kuda kayu yang dimainkan oleh delapan penari laki-laki dengan memikul dua kuda tiruan yang terbuat dari kayu menjadi tradisi turun temurun dimasyarakat ummumnya beberapa desa di lombok

Adat Istiadat Masih Dipegang Masyarakat Ketangga

Ketangga. SK _Adat istiadat yang pernah ada dan dipegang teguh oleh masyarakat Ketangga di antaranya besiru, jimpitan, banjar, langar, selametan aiq, ngayu-ayu, sawinih, lumbung, bebangar, sorong serah, nyelabar, nyongkolan, begawe dan roah, ngebangin bale,besembeq, dan lain-lain. Saat ini, beberapa di antaranya telah hilang seperti jimpitan, lumbung, dan beberapa lainnya terutama yang bernuansa sosial. Kebiasaan yang tersisa saat ini adalah yang bersifat hedonistis seperti nyongkolan, ba hkan kini mengalami modifikasi yang kian dahsyat dalam suasana kesenangan.

Anda Keturunan Raja Atau Prajurit?

Lombok Timur. SK _Sadar atau tidak bahawa seorang penguasa, baik penguasa kedatuan, penguasa kerajaaan, dan penguasa lainya pada zaman dahulu menjadi cerminan generasi hari ini. Khususnya para penguasa dan rakyatnya. Dalam pandangan penulis, dilihat dari cara berbahasa, raja tempo dulu menggunakan  bahasa kasar. Berbeda dengan sikap dan prilaku ataupun tutur bahasa yang disampaikan oleh seorang perajurit lebih mengedepankan kelembutan. Jika kemudian ini dikomparasikan dengan sikap dan prilku sekarang, maka mereka yang berbahasa lembut dapat dikategorikan mereka adalah berketurunan kaum perajurit, dan sebaliknya mereka yang bahasa kasar adalah seoran g berketurunan Raja.  Tiang, enggih, meran dawek, dan lainya merupakan bahasa dikategorikan lembut. Dan ucapan anta, Loq, Aok, dan selanjutnya adalah bahasa Kasar. Nah dapat kiat simpulkan

Tradisi Berayan Mangan Masih Dijumpai Di Lombok

Lombok Timur, SK - Berayan Mangan atau pola makan bersama merupakan tradisi lokal masyarakat Sasak, Pulau Lombok. Pada dasarnya kebiasaan Berayaan Mangan atau yang biasa disebut makan bersama, tidak hanya terencana secara khusus, namun juga dilakukan secara spontanitas. Tradisi makan bersama suku sasak sampai dengan saat ini masih tetap dijalani. Utamanya pada desa-desa adat yang masih memegang teguh tradisi local. Selain acara berayaan mangan dijadikan ajang silaturrahmi, namun juga meningkatkan nafsu makan. Terlihat ketika dibeberapa komuitas masyarakat menyepakati tempat berkumpul, yang kemudian masing-masing orang membawa makanan. Ada yang membawa nasi legkap dengan lauknya, ada yang hanya membawa nasi saja ataupun lauknya. Berbagai macam makanan yang tersaji yang dikumpulkan masing-masing orang, yang kemudian sajianpun menjadi beragam. Sehingga secara tidak sadar saat berayaan mangan berlangsung mereka saling menukar makanan mana yang akan dikonsumsi.

Desa Tua,Terselubung misteri

Lombok timur.rumah alir.or.id_Beberapa abad yang lampau pada waktu belum adanya pemukiman penduduk datanglah seorang bernama ” ALAM DANA” beserta murid-muridnya yang berasal dari Bagdad membangun sebuah pemukiman atau tempat tinggal yang bernama ” GUBUK PEKETANGAN” Peketangan artinya pengikat atau tempat pertama dibuka sebuah partikan (Desa) Gubuk (Desa) PEKETANGAN dipimpin oleh tiga wali desa yaitu:

Desa Ketangga, Desa Sarat akan Peninggalan Sejarah

Lombok timur.SK _Ketangga merupakan salah satu nama desa yang terletak di Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur, termasuk desa tertua dan menyimpan benda-benda pusaka kerajaan Selaparang. Desa yang tidak jauh dari pusat kota kecamatan ini, ternyata masih menyimpan misteri dan memilki cagar budaya yang cukup banyak, seperti masjid pusaka Selaparang, batu dari Bagdad (Irak) dan sabuk yang bertuliskan sejarah manusia sejak lahir hingga masuk alam akhirat.

Misteri Dibalik Keberadaan Masjid Pusaka Desa Ketangga

Lotim, SK - Masjid Pusaka Kerajaan Selaparang yang berdiri kokoh di desa Ketangga Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur ini ternyata menyimpan misteri. Didalam masjid, tepatnya didepan mimbar terdapat sebuah batu yang kini ditutup dengan kaca. Konon batu tersebut berasal dari negeri Bagdad (Irak). Ketika penulis berkunjung puluhan tahun lalu, Masjid Pusaka Kerajaan Selaparang ini kelihatan cukup angker, karena selain beratap daun rumbia, juga didalamnya terpasang kain putih untuk menutupi batu dari Bagdad tersebut. Demikian juga dengan tembok kelilingnya dibuat dari tanah liat.